Peradaban Keempat: Tiongkok Kuno (Sekitar 2100 SM — Dinasti Xia, Shang, dan Zhou) dengan Tradisi Konfusianisme & Penemuan Kertas
Peradaban Tiongkok Kuno merupakan salah satu tonggak utama dalam sejarah peradaban manusia yang berkembang di wilayah Lembah Sungai Kuning (Huang He). Dikenal karena kemajuan dalam ilmu pengetahuan, filsafat, sistem pemerintahan, dan kebudayaan, peradaban ini menjadi fondasi bagi kehidupan sosial dan politik masyarakat Tiongkok hingga kini. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam perkembangan peradaban Tiongkok Kuno mulai dari Dinasti Xia, Dinasti Shang, hingga Dinasti Zhou, serta bagaimana tradisi Konfusianisme dan penemuan kertas membawa dampak besar bagi dunia.
![]() |
| Ilustrasi Tiongkok Kuno ( 2100 SM - Dinasti Xia, Shang, & Zhou ) |
Asal Usul dan Awal Peradaban Tiongkok Kuno
Sekitar tahun 2100 SM, di sepanjang Sungai Kuning yang subur, mulai muncul kelompok masyarakat agraris yang kemudian berkembang menjadi Dinasti Xia, dinasti pertama dalam sejarah Tiongkok. Sungai ini disebut sebagai “tempat lahirnya peradaban Tiongkok”, karena di sinilah muncul sistem sosial, pertanian, dan pemerintahan yang pertama kali terorganisir.Dinasti Xia (2100–1600 SM): Awal Pemerintahan Monarki
Dinasti Xia dianggap sebagai dinasti pertama yang memerintah Tiongkok secara turun-temurun. Meskipun bukti arkeologisnya terbatas, banyak catatan sejarah dari “Buku Dokumen” (Shujing) dan “Catatan Sejarah Agung” (Shiji) karya Sima Qian menggambarkan keberadaan dinasti ini. Kaisar legendaris Yu Agung (Da Yu) terkenal karena berhasil mengendalikan banjir Sungai Kuning dengan sistem irigasi yang canggih untuk masanya. Inovasi dalam pengelolaan air ini menandai awal dari teknik pertanian dan infrastruktur di Tiongkok.Dinasti Shang (1600–1046 SM): Kemajuan Budaya dan Sistem Tulisan
Sistem Tulisan dan Ramalan Tulang Oracle
Pada masa Dinasti Shang, Tiongkok mengalami kemajuan besar dalam bidang tulisan, teknologi, dan struktur sosial. Bukti arkeologis berupa tulang oracle (jiǎgǔwén) yang ditemukan di Anyang menunjukkan bentuk tulisan awal Tiongkok, yang menjadi dasar bagi aksara Han modern.Tulisan pada tulang oracle digunakan untuk meramalkan nasib dan menentukan keputusan kerajaan, menunjukkan bahwa masyarakat Shang sudah mengenal konsep spiritual dan administrasi terstruktur. Selain itu, masyarakat Shang juga mengenal hierarki sosial, di mana raja dan bangsawan memegang kekuasaan atas rakyat dan budak.
Kesenian dan Logam
Dinasti Shang dikenal sebagai perintis seni perunggu di Tiongkok. Mereka membuat wadah ritual, senjata, dan perhiasan dari perunggu dengan teknik pengecoran yang sangat maju. Motif naga, burung phoenix, dan simbol roh leluhur sering ditemukan dalam karya seni mereka, memperlihatkan keyakinan akan kekuatan spiritual dan leluhur.Dinasti Zhou (1046–256 SM): Filsafat, Pemerintahan, dan Awal Konfusianisme
Mandat Langit (Tianming)
Setelah jatuhnya Dinasti Shang, Dinasti Zhou naik sebagai penguasa baru. Mereka memperkenalkan konsep “Mandat Langit” (Tianming) — sebuah prinsip bahwa kekuasaan raja berasal dari kehendak langit dan dapat dicabut bila penguasa tidak adil atau lalim. Konsep ini menjadi landasan moral dan politik pemerintahan Tiongkok selama ribuan tahun.Sistem Feodalisme
Pada masa Zhou, sistem feodalisme berkembang pesat. Raja Zhou memberikan wilayah kepada bangsawan dan keluarga kerajaan untuk diperintah, menciptakan struktur sosial yang terdesentralisasi. Namun, sistem ini akhirnya melemahkan kekuasaan pusat dan memicu Periode Negara-Negara Berperang (475–221 SM), di mana kerajaan-kerajaan kecil saling berebut kekuasaan.Lahirnya Konfusianisme: Ajaran Moral dan Etika Sosial
Salah satu pencapaian terbesar peradaban Tiongkok Kuno pada masa Zhou adalah munculnya ajaran Konfusianisme yang diajarkan oleh Kong Fuzi (Confucius) pada abad ke-6 SM. Filsafat ini menekankan tata krama, moralitas, dan keharmonisan sosial sebagai dasar kehidupan.Nilai-Nilai Utama Konfusianisme
Konfusianisme menekankan lima kebajikan utama, yaitu:Ren (Kemanusiaan) — kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama.
Yi (Kebenaran) — berbuat sesuai dengan keadilan dan moral.
Li (Kesopanan) — menjaga etika dan tatanan sosial.
Zhi (Kebijaksanaan) — kemampuan menilai yang benar.
Xin (Kejujuran) — menjaga kepercayaan dalam hubungan sosial.
Ajaran ini kemudian menjadi fondasi pendidikan dan sistem birokrasi Tiongkok, di mana para pejabat harus lulus ujian berdasarkan teks-teks Konfusianisme untuk dapat memerintah. Prinsip moral dan loyalitas kepada keluarga serta negara juga membentuk karakter masyarakat Tiongkok hingga masa modern.
Penemuan Kertas: Inovasi yang Mengubah Dunia
Salah satu penemuan paling monumental dari Tiongkok Kuno adalah kertas, yang diciptakan pada masa Dinasti Han (sekitar 105 M) oleh Cai Lun. Walau sedikit di luar periode Zhou, penemuan ini merupakan kelanjutan dari kemajuan intelektual Tiongkok Kuno.Sebelum penemuan kertas, masyarakat Tiongkok menulis di atas bambu, sutra, atau kulit kayu yang sulit disimpan dan mahal. Penemuan kertas dari campuran serat pohon murbei, kain, dan air menjadikan penulisan lebih efisien dan murah. Dengan ini, pengetahuan dapat disebarluaskan lebih cepat, mempercepat perkembangan pendidikan, administrasi, dan kesenian.
Kertas kemudian menyebar ke dunia Arab dan Eropa, membawa revolusi komunikasi dan peradaban global.
Warisan Abadi Peradaban Tiongkok Kuno
Hingga kini, warisan peradaban Tiongkok Kuno masih terasa kuat dalam budaya, politik, dan kehidupan sosial Tiongkok modern. Prinsip-prinsip Konfusianisme seperti loyalitas, rasa hormat terhadap orang tua, dan pendidikan moral masih menjadi nilai utama dalam masyarakat Asia Timur.Selain itu, sistem tulisan Tiongkok yang berkembang sejak zaman Shang masih digunakan, menjadi salah satu sistem tulisan tertua yang terus bertahan di dunia. Penemuan seperti kertas, kompas, dan mesiu juga menandai kontribusi besar Tiongkok terhadap kemajuan manusia.
Peradaban Tiongkok Kuno bukan hanya salah satu peradaban tertua di dunia, tetapi juga yang paling berpengaruh. Dari Dinasti Xia yang membangun dasar pemerintahan, Dinasti Shang yang menciptakan sistem tulisan, hingga Dinasti Zhou yang melahirkan Konfusianisme, semua berperan penting dalam membentuk identitas budaya dan intelektual Tiongkok.
Warisan mereka tidak hanya mengubah wajah Asia, tetapi juga memberi kontribusi besar bagi perkembangan peradaban global melalui nilai-nilai moral, inovasi teknologi, dan kebijaksanaan sosial yang abadi.
Label: dinasti, dinasti shang, dinasti xia, dinasti zhou, lembah sungai kuning, peradaban, peradaban tiongkok, peradaban tiongkok kuno, sejarah, sejarah kuno, sejarah peradaban, tiongkok, tiongkok kuno


.png)

